Batipuah Baruah, batipuahbaruah.desa.id - Dua peserta program Residensi “Laku dalam Ruang” Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 akan mempresentasikan karya koreografinya di Jorong Batang Gadih, Nagari Batipuah Baruah, Tanah Datar, Sumatra Barat, selama dua hari, Jumat-Sabtu, 1-2 September 2023.
Kedua peserta residensi seni ini adalah Dian Ardiansyah berasal dari Kota Bandung, Jawa Barat dan Kiki Rahmatika dari Lampung. Dian Ardiansyah menampilkan koreografinya berjudul “Antu Sarok” dan Kiki Rahmatika mempresentasikan “Panimbang (Inertia)”. Kedua karya ini merupakan hasil dari proses residensi seni selama 21 hari (14 Agustus-3 September 2023) di Jorong Batang Gadih.
Menurut Yusril Katil, dari Komunitas Seni Hitam Putih Padang Panjang yang merupakan mitra program residensi yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, proses kuratorial terhadap proposal peserta yang masuk dilaksanakan secara selektif dengan acuan utamanya gagasan dan tema yang ditawarkan, yakni membaca kehidupan sosial masyarakat agraris.
“Kurator Komunitas Seni Hitam Putih memilih dua peserta dari sekian banyak peserta yang mendaftar. Kita menawarkan isu dan ide problematik masyarakat agraris yang berdampak terhadap hasil pangan. Dari gagasan ini kita membacanya terhadap semua proposal peserta yang masuk. Hasilnya, dua peserta yang kita kurasi, Kedua yang lolos kurasi ini menggarap koreografi,” kata Yusril Katil, Selasa, 29 Agustus 2023 di Batang Gadih, Batipuah Baruah.
Selama 3 pekan proses residensi yang mereka jalani di Jorong Batang Gadih dengan interaksi dan komunikasi intesif seraya menyelami nilai-nilai seni tradisi masyarakat, kedua seniman muda ini menghasilkan karya yang sarat dengan idiom dan lokus lokal tempat mereke residensi.
“Karya kedua peserta ini akan dipresentasikan selama dua hari disertai dengan penampilan seni pertunjukan masyarakat Batipuah. Capaian keduanya dapat dilihat dari karya yang dipertunjukkan nanti. Gambaran umum apa yang jadi gagasan karya dan kerja kreatif keduanya, tampaknya berkembang dengan baik, dan cukup banyak ruang dan laku yang berperluang dieksplorasi lebih lanjut,” papar Yusril Katil.
Ali Sukri, koreografer Indonesia yang terlibat sebagai fasilitator program residensi “Laku dalam Ruang” dan juga aktif di Komunitas Seni Hitam Putih mengatakan, kedua peserta secara intensif mengamati semua kehidupan sosial dan perilaku masyarakat, lalu membacanya, dan merespons.
“Lalu peserta akan menariknya menjadi sebuah konsep yang nantinya akan diwujudkan dalam bentuk pertunjukan seni. Dengan begitu, metode residensi dengan tujuan memberikan pelatihan yang tidak berjarak dengan lingkungannya sehingga peserta dapat membaca dan merasakan suasana aktual lingkungannya,” urai Ali Sukri.
Dijelaskannya, selama pelatihan dua peserta mengeksplorasi area persawahan di Jorong Batang Gadih, dengan pendekatan teater, musik, tari, bahkan media lainnya. Mereka akan memahami interaksi antara praktik artistik dan ruang publik dapat dibaca, diinterpretasikan dan dieksplorasi lebih dalam.
Yusril Katil, yang juga Ketua Pelaksana Residensi Seni “Laku dalam Ruang” di Batang Gadih ini mengatakan, selama peserta berinteraksi dan membaur dengan kehidupan sosial masyarakat, cukup baik dan mereka sangat adaptif terhadap lingkungan. “Dan ini tentu sangat penting terhadap proses melahirkan karya dan pengembangan gagasannya,” tambah Yusril.
Yang lebih membahagiakan lagi, urai Yusril Katil, ialah sambutan dan respons positif masyarakat Batang Gadih.
“Semua elemen dan unsur masyarakat nagari dan jorong di Batipuah Baruah ini respek dan menerima dengan baik peserta, dan sangat terbuka. Masyarakat Jorong Batang Gadih, Batipuah Baruah, berterima kasih kampung mereka dijadikan salah satu lokasi residensi seni,” terang Yusril Katil.
Selain Jorong Batang Gadih tersosialisasi ke publik yang lebih luas, dengan adanya residensi seni, seni-seni yang ada di nagari ini bangkit kembali. Sebab, dalam presentasi pertunjukan hasil residensi seni ini, juga akan ditampilkan seni-seni yang selama ini hadir di tengah masyarakat tapi jarang muncul.
“Kini seni-seni dan aktivitas budaya masyarakat akan dipertunjukkan dalam gelaran pada 1-2 September 2023 itu. Ini tentu bisa memotivasi agak anak-anak nagari untuk merawat seni mereka,” tambah Sahrul N, Wakil Ketua Program ini.
Ia mengatakan, dalam presentasi residensi seni itu akan tampil pertunjukan masyarakat yaitu Karnaval Budaya, Makan Bajamba, Buni Garak, Tari Rantak Tampuruang Rumah Gadang, Hoyak Tambua, pemutaran film budaya, dan seni bagurau saluang dan dendang.
Komunitas Seni Hitam Putih, salah satu komunitas yang dijadikan mitra Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, dalam kegiatan ini juga melakukan kolaborasi dan melibatkan partisipasi aktif perbagai komunitas, yaitu Komunitas Marakik Aso, masyarakat Jorong Batang Gadih-Batipuah Baruah, Organisasi Pemuda Baringin Sakti Batipuah Baruah, Jurusan Teater ISI Padang Panjang, dan MAN Foto Studio. Selain itu, tentu saja para pihak terkait seperti Camat Batipuah, Wali Nagari Batipuh dan perangkatnya, dan Kepala Jorong Batang Gadih dan perangkatnya, serta tokoh masyarakat.
PKN 2023 dan “Laku dalam Ruang”
Dilansir dari situs Kemendikbudristek dan akun resmi media sosialnya, menyebutkan program “Laku dalam Ruang” merupakan akrivitas residensi seni yang dilakukan dari kuratorial “Laku Hidup” Pekan Kebudayaan Nasional 2023.
“Laku dalam Ruang” merupakan sebuah program yang mengembangkan praktik penciptaan koreografi dengan pendekatan dialektika antara keragaman praktik artistik dan konteks spasialitas di setiap lokus.
Program ini mengakui keragaman praktik artistik yang ada dan menghubungkannya dengan ruang publik, dengan perspektif koreografi yang membaca interaksi tersebut dalam ruang.
Dalam program ini, praktik penciptaan koreografi dijalankan dengan mempertimbangkan berbagai praktik artistik yang berbeda dalam konteks spasialitas yang ada di setiap lokus.
Pendekatan ini memungkinkan adanya dialog antara beragam praktik artistik dengan ruang publik yang menjadi panggung bagi ekspresi dan interaksi seni.
Melalui lensa koreografi, interaksi antara praktik artistik dan ruang publik dapat dibaca dan dieksplorasi lebih dalam. Ruang publik menjadi tempat di mana koreografi dalam pengertian luas terjadi, di mana gerakan, interaksi, dan narasi artistik saling berjejaring dengan dinamika konteks spasialitas yang ada.
Program “Laku dalam Ruang” mengajak para seniman untuk memperluas pemahaman mereka tentang koreografi dalam ruang. Program ini berupaya untuk menciptakan pengalaman kreatif yang menginspirasi, merangsang refleksi, dan membuka ruang dialog antara seniman, ruang publik, dan masyarakat.
Dikutip dari: https://sumbarsatu.com/berita/29797-hasil-residensi-seni-laku-dalam-ruang-pkn-2023-di-batang-gadih-akan-dipentaskan