Nagari Batipuah Baruah. Surau Nagari Lubuk Bauk yang berlokasi di Nagari Batipuah Baruah
Di Batipuah Baruah berdiri kokoh surau nagari yang sudah berumur lebih kurang 135 tahun. Berjarak sekitar 6 Km dari Kota Batusangkar.
Surau Nagari yang sudah berumur lebih kurang 135 tahun -- sekitar 6 Km dari Kota Batusangkar, terletak di tepi jalan raya Kecamatan Batipuah Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumbar.
Surau Nagari yang sudah berumur lebih kurang 135 tahun -- sekitar 6 Km dari Kota Batusangkar, terletak di tepi jalan raya Kecamatan Batipuah Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumbar. (TribunPadang.com/Merinda Faradianti)
Terletak di tepi jalan raya Kecamatan Batipuah Kabupaten Tanah Datar, surau ini didirikan atas kesepatakan niniak mamak ampek jurai. Terdiri dari suku Koto, Pisang, Jambak, dan Sikumbang.
Didirikan pada tahun 1884 oleh Angku Datuak Bandaro Panjang sebagai orang yang dituakan dengan suku Jambak. Surau tersebut memiliki 36 tiang penyangga.
Tiang-tiang tersebut tidak menggunakan paku melainkan menggunakan pasak yang terbuat dari bambu. Surau Nagari Lubuk Bauk terdiri dari 4 tingkat.
Surau Nagari Lubuk Bauk berdiri tanah seluas 154 m2 dengan tinggi bangunan hingga puncak 13 meter.
Surau Nagaru Lubuk Bauk tiangnya terbuat dari kayu Jua, pintu, dan dinding terbuat dari kayu Surian.
Surau yang berdiri di tanah rawa tersebut memiliki struktur bangunan yang kokoh. Pada tahun 1992 dilakukan renovasi tanpa mengubah bentuknya.
H Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya HAMKA pernah belajar agama di surau tersebut. Inspirasi novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck sebenarnya adalah cerita kisah cinta Buya HAMKA dengan perempuan yang bernama Ratidah.
Buya HAMKA dulu belajar agama dengan Syekh Harun al-Rasyidi at-Tobohi al-Pariyamani dari tahun 1925 hingga 1928.
Kisah cinta Buya HAMKA dengan Ratidah tidak sampai karena Buya HAMKA seorang pengarang, pada saat itu tidak banyak yang tahu.
Selain itu di Surau Nagari Lubuk Bauk juga pernah dijadikan salah satu scene film yang diangkat dari novel berjudul; Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.
Surau Nagari Lubuk Bauk dijadikan sebagai benda cagar budaya dari tahun 1984 hingga sekarang.
Jika berkunjung ke Surau Nagari Lubuk Bauk pengunjung bisa membeli buku karangan Buya HAMKA serta melihat-lihat foto dokumentasi tokoh besar tersebut saat belajar agama.
Jika bulan Ramadan surau tersebut tidak ditutup selama 30 hari. Hal tersebut karena di sana masih digunakan sebagai TPA dan juga tempat mengadakan MTQ.